Koneksi Antar Materi Pembelajaran Berdiferensiasi

Perlunya Pembelajaran Berdiferensiasi

Sejatinya setiap individu itu berbeda satu dengan yang lainnya. Begitu juga setiap siswa
di kelas pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu banyak kebutuhan siswa yang
harus dipenuhi. Tanpa disadari, guru setiap harinya menghadapi murid dengan berbagai
keragaman yang banyak sekali macamnya. Guru selalu dihadapkan berbagai tantangan dalam
mengajar dan kerap kali harus melakukan dan memutuskan sesuatu hal dalam satu waktu.
Keterampilan yang luar biasa ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu
naturalnya hal ini terjadi di kelas dan guru menghadapi tantangan tersebut menjadi hal yang
biasa baginya. Berbagai usaha dilakukan oleh para guru, tentunya tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa setiap peserta didik sukses dalam proses pembelajarannya.
Nah, dengan melihat banyak perbedaan antara satu peserta didik dengan peserta didik
yang lainya, tentunya perlu adanya pembelajaran berdiferensiasi. Sebelum beranjak ke
definisi tentang apa itu pembelajaran berdiferensiasi, silahkan simak teori-teori yang
mendasari perlunya pembelajaran berdiferensiasi.

Perbedaan itu bisa Anda lihat dari sistem ekologi pada setiap individu (latar belakang
keluarga, budaya, politik, ekonomi, lingkungan, dan lain sebagainya), multiple intelligences,
zone of proximal development (ZPD), learning modalities atau yang kita kenal dengan gaya
belajar, serta masih banyak perbedaan lainnya yang Anda mungkin dapati tentang perbedaan
pada setiap individu ini. Di bawah ini Anda akan membaca tentang beberapa teori bahwa
sejatinya individu itu berbeda. Disini akan dipaparkan 4 teori yang melatar belakangi
perlunya pembelajaran berdiferensiasi, yaitu
1. Teori sistem ekologi
2. Teori Multiple Intelligences
3. Teori Zone of Proximal Development (ZPD)
4. Learning modalities


Bagaimana Pembelajaran Berdiferensiasi Dilaksanakan?
Sebelum melakukan pembelajaran, guru harus melakukan identifikasi kebutuhan belajar siswa.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa adalah
mengamati perilaku siswa, mendiagnosis pengetahuan awal siswa, mereviu dan merefleksi
praktik pembelajaran, mendiskusikan kebutuhan siswa dengan orang tua atau wali siswa,
membaca rapor siswa dari kelas mereka sebelumnya, berbicara dengan guru siswa sebelumnya,
menggunakan berbagai penilaian penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa siswa telah
berada dalam level yang sesuai, dan melakukan survei.

Setelah mengetahui berbagai kebutuhan belajar siswa, guru harus merencanakan strategi
diferensiasi yang akan dilaksanakan. Apakah guru akan melakukan diferensiasi konten,
diferensiasi proses, atau diferensiasi produk.

Diferensiasi konten dilakukan dengan memperhatikan kesiapan belajar, minat, atau profil
belajar. Diferensiasi konten yang memperhatikan kesiapan belajar misalnya pengorganisasian
materi dari konkret ke abstrak maupun sederhana ke kompleks. Diferensiasi konten yang
memperhatikan minat, misalnya dengan memberikan konten materi yang berkaitan dengan
minat siswa, seperti seni, sains, otomotif, olahraga, dan lainnya. Sementara diferensiasi konten
berdasarkan gaya belajar, dilakukan dengan memvariasikan media belajar, misalnya gambar,
grafik, teks untuk gaya belajar visual), rekaman audio, video untuk gaya belajar auditori),
dan kegiatan yang memungkinkan gerakan fisik dan perpindahan tubuh untuk gaya belajar
kinestetik).

Diferensiasi proses mengacu pada bagaimana upaya murid memahami atau memaknai
informasi atau materi. Setelah memetakan kebutuhan belajar murid, yang harus dicermati
adalah bagaimana kebutuhan tersebut terpenuhi serta bagaimana caranya, proses seperti apa
yang perlu disiapkan agar dapat mengetahui bahwa setiap murid belajar, apakah siswa akan
belajar mandiri atau berkelompok, seberapa banyak jumlah bantuan yang dapat kita berikan
pada setiap murid, siapa saja yang memerlukan banyak bantuan dan siapa saja yang
membutuhkan pertanyaan pemandu sehingga murid dapat belajar secara mandiri.
Produk merupakan hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan pada guru. Produk
adalah sesuatu yang berwujud hasil dari apa yang dilakukan/dipelajari murid, dapat berupa
tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, video, dan lainnya.
Diferensiasi produk berarti guru memberikan siswa memilih menggunakan berbagai produk
sebagai hasil siswa dalam melakukan pembelajaran.

Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas,
merespons kebutuhan belajar siswa, menciptakan lingkungan belajar yang mengundnag siswa
untuk belajar, melakukan manajemen kelas yang efektif, dan penilaian berkelanjutan. Dalam
menyusun Rencana pelaksanaan Pembelajaran RPP) bediferensiasi, tujuan pembelajaran yang
dirumuskan harus mengandung unsur ABCD Audience, Behaviour, Condition,
Degree). Strategi diferensiasi yang digunakan harus jelas dalam langkah-langkah kegiatan.
Jenis bantuan yang diberikan guru dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
Skenario pembelajaran yang disusun mendeskripsikan bagaimana cara guru dalam memenuhi
kebutuhan belajar siswa. Asesmen yang dilakukan memungkinkan guru lebih mengenal siswa
dengan baik, sehingga dapat membuat keputusan terbaik demi lebih menantang siswa dengan
tepat dan melibatkan siswa dalam pembelajaran.

Dengan melaksanakan diferensiasi konten, proses, dan produk yang sesuai dengan kebutuhan
belajar siswa, guru telah membantu siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya
secara optimal. Asesmen yang dilaksanakan secara berkelanjutan memungkinkan guru
memantau perkembangan dan kemajuan belajar siswa, sekaligus memotivasi siswa mencapai
tujuan yang direncanakan. Melalui pembelajaran berdiferensiasi, aktivitas belajar siswa
meningkat dan hasil belajar siswa juga meningkat.

Sebagaimana filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara bahwa guru adalah petani yang dapat
mengupayakan tumbuhnya bibit dengan sebaik-baiknya, tetapi tidak dapat mengubah kodrat
bibit menjadi tanaman lain. Demikian pula guru. Guru dapat mengupayakan bertumbuhnya
potensi anak dengan sebaik-baiknya, tetapi tidak dapat mengubah kodrat anak. Pembelajaran
berdiferensiasi yang dirancang sesuai kebutuhan belajar siswa, dapat membantu siswa
mengembangkan potensinya secara optimal. Hal ini sesuai dengan konsep Merdeka Belajar
menuju tercapainya Profil Pelajar Pancasila. Guru dapat mengoptimalkan semua potensi siswa
dengan berpedoman pada nilai-nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada
siswa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UNSUR PEMBANGUN DAN STRUKTUR DRAMA ANAK-ANAK

Drama penggembala sapi

WACANA BAHASA INDONESIA