Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Drama penggembala sapi

Penggembala Sapi Adegan 1: Pada suatu hari di padang rumput yang hijau seorang penggembala sapi sedang asik menggembala sapi-sapinya. . . Penggembala            : (menggembala sapi sambil bernyanyi dan menari menari) “Saya ini si gembala sapi Young lide young lie..young liede  Inilah kerjanya  Si gembala sapi  Apa yang ku pikirkan lagi  Jika hari sudah petang  Sapi pulang ke kandang  Saya turut dari belakang   Jika sudah tutup pintu kandang  Si gembala menyenangkan badan  Inilah kerjanya  Si gembala sapi  Apa yang ku pikirkan lagi  Yepie..pie...yepie...ah..ah  Yepie..yepie...pie..pie  Yoboleio..ih.. Yo..lei...iih ooo  Yoboleio..yoboleio...lei boleio..  Inilah kerjanya si gembala sapi  Apa yang ku pikirkan lagi. . .” Adegan 2: Setiap hari si penggembali sapi membawa sapi-sapinya kepadang rumput hingga petang menjelang, sampai pada suatu hari dia mulai merasa bosan dengan pekerjaannya. . . Penggembala      : “Saya merasa sangat

KONSEP DIRI

BAB I PENDAHULUAN Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan atau herediter. Konsep diri merupakan faktor bentukan dari pengalaman individu selama proses perkembangan dirinya menjadi dewasa. Proses pembentukan tidak terjadi dalam waktu singkat melainkan melalui proses interaksi secara berkesinambungan. Burns (1979) menyatakan bahwa konsep diri berkembang terus sepanjang hidup manusia, namun pada tahap tertentu, perkembangan konsep diri mulai berjalan dalam tempo yang lebih lambat. Secara bertahap individu akan mengalami sensasi dari badannya dan lingkungannya, dan individu akan mulai dapat membedakan keduanya. Lebih lanjut Cooley (dalam Partosuwido, 1992) menyatakan bahwa konsep diri terbentuk berdasarkan proses belajar tentang nilai-nilai, sikap, peran, dan identitas dalam hubungan interaksi simbolis antara dirinya dan berbagai kelompok primer, misalnya keluarga. Hubungan tatap muka dalam kelompok primer tersebut mampu memberikan umpan balik kepada individu tentang bagaimana