Desain materi pembelajaran
A.
PENGERTIAN
DESAIN MATERI PEMBELAJARAN
Bahan atau materi pembelajaran (learning materials)
adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa
sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi
setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran merupakan
bagian terpenting dalam proses pembelajaran, bahkan dalam pembelajaran yang
berpusat pada materi pelajaran (subject-centered teaching), mater pelajaran
merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Menurut subject sentered teaching
keberhasilan suatu proses pembelajara ditentukan oleh seberapa banyak siswa
dapat menguasai materi kurikulum. Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi :
1.
Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan menunjuk
pada informasi yang disampaikan dalampikiran (mind) siswa, dengan demikian
pengetahuan berhubungan dengan berbagai informasi yang harus dihafal dan
dikuasai oleh siswa, sehingga manakala diperlukan siswa dapat mengungkapkan
kembali.
2.
Keterampilan (skill)
Menunjuk pada tindakan
tindakan- tindakan (fisik dan non fisik) yang dilakukan seseorang dengan cara
yang kompeten untuk mencapai tujuan tertentu.
3.
Sikap (attitude)
Sikap menunjuk pada
kecerdasan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang
diyakini keberadaannya oleh siswa.
Membedakan isi materi
pelajaran menjadi 4 macam yaitu fakta, konsep, prosedur dan prinsip.
a.
Fakta
Fakta adalah sifat dari
segala suatu gejala, peristiwa benda, yang wujudnya dapat ditangkap oleh panca
indra.
Fakta merupakan
pengetahuan yang berhubungan dengan data spesifik (tunggal) baik yang telah
maupun yang sedang terjadi yang dapat diuji atau observasi.
Fakta merupakan materi
pelajaran yang paling sederhana, karena materi ini sifatnya hanya mengikat
hal-hal yang spesifik.
Contoh : 1. Ibu kota
Indonesia adalah Jakara
Merupakan
fakta karena pada kenyataannya demikian.
2. Manusia
berjalan dengan kakinya
Merupakan
fakta yang dapat dirasakan dan dapat dilihat.
b.
Konsep
Konsep adalah abstraksi
kesamaan atau keterhubungan dari kelompok benda atau sifat. Suatu konsep
memiliki hubungan yang disebut atribut. Atribut adalah sesuatu yang dimiliki
suatu konsep. Gabungan dari berbagai atribut menjadi suatu pembeda antara satu
konsep dengan konsep yang lain.
Contoh : 1. Anak
laki-laki merupakan suatu konsep, yang memiliki atribut tentu yang berbeda dengan atribut yang dimiliki oleh
konsep anak
perempuan.
Dengan demikian
pemahaman tentang konsep harus didahului dengan pemahaman tentang data dan
fakta, sebab atribut itu sendiri pada dasarnya adalah sejumlah fakta yang
terkandung dalam objek.
c.
Prosedur
Prosedur adalah materi
pelajaran yang berhubungan dengan kemampuan siswa untuk menjelaskan
langkah-langkah secara sistematis tentang sesuatu. Misalnya prosedur tentang
langkah-langkah melakukan suatu percobaan, langkah-langkah membuat suatu
karangan, dan lain sebagainya.
d.
prinsip
hubungan antara dua
atau lebih konsep yang sudah teruji secara empiris yang dinamakan generalisasi
yang selanjutnya dapat ditarik kedalam prinsip.
Contohnya :
·
prinsip tentang ketertiban lalulintas
·
prinsip tentang kesejahtaraan sosial
·
prinsip tentang penguapan
·
prinsip tentang radiasi
·
dll. “[1]
Disamping jenis materi
diatas, ada juga jenis materi pelajaran yang disebut dengan keterampilan.
Keterampilan adalah pola kegiatan yang memiliki tujuan tertentu yang memerlykan
manipulasi dan koordinasi informasi. Keterampilan dapat dibedakan dalam dua
bentuk yaitu:
keterampilan Intelektual
keterampilan
intelektual adalah keterampilan berfikir melalui usaha menggali, menyusun dan
menggunakan berbagai informasi, baik berupa data, fakta, konsep, ataupun
prinsip dan teori.
Contohnya:
·
keterampilan memecahkan masalah melalui
langkah-langkah yang sistematis.
·
Keterampilan mengevaluasi suatu program
atau mengevaluasi suatu objek.
·
Keterampilan menyusun program kegiatan.
·
Keterampilan membuat perencanaan.
Keterampilan fisik
Keterampilan motorik
seperti keterampilan mengoprasikan komputer, keterampilan mengemudi,
keterampilan memperbaiki suatu alat, dan lain sebagainya.
Bahan atau materi
pelajaran dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan, diantaranya adalah :
1. Fakta
khusus
Fakta khusu adalah
bentuk materi sederhana. Fakta khusus ini biasanya merupakan informasi yang tingkat kegunaannya
paling rendah. Misalnya penduduk miskin di Jawa Barat berkisar antara 1 sampai
1,2 juta jiwa. Penduduk Jawa Barat biasanya menggunakan waktu untuk mambaca
antara 30-45 manit setiap hari.
2. Ide-ide
pokok
Ide-ide pokok bisa
berupa prinsip atau generalisasi. Memahami ide pokok mungkin kita bisa
menjelaskan sejumlah gejala spesifik atau sejumlah materi pelajaran.
3. Konsep
Memahami konsep berarti
memahami sesuatu yang abstrak sehingga mendorong anaka untuk berfikirlebih
mendalam. Konsep akan muncul dalam berbagai konteks, sehingga pemahaman konsep
akan terkait dalam berbagai situasi, misalnya konsep tentang kemiskinan,
kebudayaan, perubahan sosial,, dan lain sebagainya.
4. Sistem
berfikir
Sistem berfikir
berhubungan dengan kemampuan untuk memecahkan maslah secara empiris, sistematis
dan terkontrol yang kemudian dinamakan berfikir ilmiah. Setiap disiplin ilmu
memiliki sistem berfikir yang sama. Oleh sebab itu materi tentang sistem
berfikir erat kaitannya dengan stuktur keilmuan.[2]
B.
SUMBER
MATERI PELAJARAN
Dalam pembelajran konvensional setiap guru
menentukan buku teks sebagi satu-satunya materi pelajaran. Bahkan pembelajaran
yang berorientasi kepada kurikkulum subjek akademis,buku teks yang telah
disusun oleh pengembang kurikulum merupakan sumber utama. Dengan demikian
perubahan atau penyempurnaan kurikulum pada dasarnya adalah penyempurnaan dan
perubahan buku ajar. Akibatnya apabila terjadi berubahan kurikulum maka selalu
diikuti perubahan buku pelajaran.
Namun demikian apakah buku pelajaran merupakan
satu-satunya sumber bahan pelajaran? Ternyata tidak. Hal ini disebabkan oleh
beberapa alasan sebagai berikut :
1.
Dewasa ini ilmu pengetahuan berkembang
sangat cepat, sehingga kalau guru dan siswa hanya mengandalkan buku teks
sebagai sumber pelajaran, bisa terjadi materi yang dipelajarai akan cepat
usang. Dengan demikian guru dituntut untuk menggunakan sumber lain yang dapat
menyajikan informasi terbaru, misalnya menggunakan jurnal yang menyajikan
berbagai pengetahuan mutakhir, majalah, koran dan sumber informasi elektronik,
misalnya dengan menggunakan dan memamfaatkan internet dan lain sebaginya.
2.
Kemajuan teknologi informasi
memungkinkan materi pelajaran bukan hanya disimpan dalam buku teks saja, akan
tetapi bisa disimpan dalam berbagai bentuk teknoligi yang lebih efektif dan
efisien. Misalnya dalam bentuk CD, kaset, dll. Dalam bentuk semacamini materi
pelajaran akan lebih menarik untuk dipelajari sebab dengan berbagai bentuk
animasi, maka materi pelajaran akan lebih jelas dan kongkret. Sesuatu yang
tidak mungkin disajikan dalam buku cetak karena keterbatasannya, maka dalam
bentuk media elektronik akan dapat disajikan.
3.
Tuntutan kurikulum seperti pada
kurikulum satuan pendidikan (KTSP), menuntut siswa agar tidak hanya sekedar
menguasai informasi teoritis, akan tetapi bagaimana teori tersebut dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan daerah dan lingkungan dimana siswa
tersebut tinggal. Dengan demikian kehidupan masyarakat nyata mestinya dijadikan
sebagai salah satu bahan pelajaran.
Dari tiga alasan tersebut
mestinya dapat membuka wawasan bagi seorang guru bahwa ternyata banyak sumber
yang dapat dimanfaatkan untuk membelajarkan siswa, selain buku teks yang secara
masal. Guru yang hanya mengandalkan buku teks sebagai sumber materi pelajaran
enderung pengelolaan pembelajaran hanya menyajikan materi pelajaran yang belum
tentu berguna untuk kehidupan siswa.
Sumber materi pelajaran
yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dapat dikategorikan sebagai
berikut.
a.
Tempat atau lingkungan
Lingkungan merupakan
sumber pelajaran yang sangat kaya sesuai denga tuntutan kurikulum. Ada
duabentuk lingkungan belajar, yaitu:
Lingkungan
pertama atau tempat yang sengaja didesain untuk belajar siswa, seperti
laboratorium, perpustakaan, ruang internet, dan lain sebagainya.lingkungan
semacam ini dikenal dengan lingkungan by disign. Karena tempat semacam ini
dirancang untuk proses pembelajaran.
Lingkungan
kedua lingkungan yang tidak didesin untuk proses pembelajran akan tetapi
keberadaannya dapat dimanfaatkan , misalnya halaman sekolah, taman sekolah,
kantin, kamar mandi, dll. Lingkungan ini dikenal dengan lingkungan yang
bersifat by utilization.
Kedua bentuk lingkungan
tersebut dapat dimanfaatkan oleh guru karena memeng selain memiliki inforasi
yang sangat kaya untuk mempelajarai materi pelajaran, juga secara langsung
dapat menjadi tempat belajar setiap siswa.
b.
Orang atau narasumber
Pengetahuan itu tidak
statis , akan tetapi bersifat dinamis, yang terus berkembang sangat cepat.
Kadang-kadang apa yang disajikan dalam buku teks tidak sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan yang mutakhir. Misalnya peraturan perundang-undangan baru tentang
sesuatu, penemuan-penemuan-penemuan baru dalam berbagai ilmu pengetahuan
mutakhir,seperti munculnya berbagai penyakit seperti flu burung, sapi gila,
demam berdarah, dll. Serta berbagai jenis rekayasa genetik seperti munculnya
berbagai fenomena alam, dan lain
sebagainya, yang semuanya itu tidak mungkin di pahami oleh semua guru. maka
untuk mempelajari konsep baru semacam ini guru dapat menggunakan orang yang
lebih menguasai persoalan tersebut misalnya dengan mengundang dokter, polisi,
dan sebagainya sebagai sumber bahan pelajaran.
c.
Objek
Objek atau benda yang
sebenarnya merupakan sumber informasi yang akan membawa siswa pada pemahaman
yang lebih sempurna tentang sesuatu. Mempelajari bahan pelajaran dari benda
yang sebenarnya bukan hanya dapat menghindari kesalahan persepsi tentang isi
pelajaran, akan tetapi juga dapat membuat pelajaran lebih akurat dan motivasi
belajar siswa akan lebih baik.
d.
Bahan cetak atau noncetak
Ada
tiga jenis bahan cetak dan non cetak yang dapat dijadikan sebagai sumber
belajar siswa diantaranya adalah:
Bahan yang dapat dijadikan sebagi sumber
belajar utama untuk setiap individu. Pada bentuk ini bahan pelajaran disusun
sedemikian rupasehingga siswa dapat belajar secara individual, misalnya bahan
cetak seperti modul atau pelajaran berprograma.
Bahna cetak yang disusun sebagi bahan
penunjang, dan dirancang buka sebagai bahan pelajaran individu. Artinya bahan
pembelajaran dari buku cetak ini masih memerlukan guru atau instruktur secara
langsung. Yang termasuk bahan jenis ini adalah buku paket, diklat, hand-out,
dll
Bahan yang tidak dirancang khusus untuk
pembelajaran , tidak dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
bagi siswa dalam mempelajari sesuatu. Bahan yang demikian biasanya berisi
tentang gagasan dan ide-ide pengarang secara bebas, atau berisi tentang
hasil-hasil penelitian mutakhir dalam satu bidang kajian tertentu. Yang
termasuk dalam jenis ini adalah berbagai buku populer atau jurnal ilmiah.
C.
PENGEMASAN
MATERI PEMBELAJARAN
1.
Prinsip Pengemasan
Materi
pembelajaran pada hakikatnya adalah pesan-pesan yang ingin kta dampaikan pada
anak didik untuk di kuasai. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan baik berupa
ide, data/fakta, konsep dan lain sebagainya, yang dapatberupa kalimat, tulisan,
gambar, peta atapun tanda. Pesan dapat disampaikan melalui bahasa verbal atau
non verbal. Pesan yang disampaikan perlu dipahami oleh siswa, sebab manakala
tidak dipahami maka pesan tidak akan terjadi informasi yang bermakna. Adakala
satu pesan tidak diperoleh penerima pesan (siswa) atau tidak sesuai dengan maksud pengirim pesan (guru).
hal ini perlu di waspadai oleh sebab salah pengertian dalam menerima pesan bisa
di pengaruhi oleh keadaan individu yang menerima pesan itu sendiri.
Agar
pesan yang disamapaikan bermakna sebagai bahan pelajaran, maka ada sejumlah
kriteria yang harus diperhatikan diantaranya sebagai berikut:
a.
Novelty, artinya suatu pesan akan
bermakna apabila bersifat baru atau mutakhir. Pesan yang usang atau yang
sebenarnya sudah diketahui siswa akan mempengaruhi tingkat motivasi dan
perhatian siswa dalam mempelajari bahan pelajaran.
b.
Proximity, artinya pesan yang
disampaikan harus sesuai dengan pengalaman siswa. Pesan yang disajikan jauh
dari pengalaman siswa cenderung kurang diperhatikan.
c.
Conflict, artinya pesan yang disajikan
sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga menggugah emosi.
d.
Humor, artinya pesan yang disampaikan
sebaiknya dikemas sehingga menampilkan kesa lucu. Pesan yang dikemas dengan
lucu cenderung menarik perhatian.
Pengemasan materi pembelajaran dapat
dilakukan dengan 2 cara yakni pengemasansecara visual dan pengemasan dalam
bentuk cetakan. Beberapa pertimbangan teknis dalam mengemas materi pembelajaran
menjadi bahan belajar diantaranya adalah:
a.
Kesesuaian dengan tujuan yang hendak
dicapai
b.
Kesederhanaan
c.
Unsur-unsur desain pesan
d.
Pengorganisasian bahan
e.
Petunjuk cara penggunaan
2.
Bentuk-bentuk Pengemasan
Meteri
pelajaran yang harus dipahami siswa dapat dikemas dalam berbagai bentuk, antara
lain:
a.
Materi pelajaran terprogram
Materi
pelajaran terprogram adalah salah satu bentuk penyajian meteri pembelajaran
individual, sehingga materi pembelajaran dikemas untuk dapat dipelajari secara
mndiri. Terdapat beberapa ciri dari materi pembelajaran terprogram:
1)
Materi pelajaran disajikan dalam bentuk
unit atau bagian kecil.
2)
Menuntut aktifitas siswa
3)
Mengetahui dengan segera setiap selesai
mempelajari materi pelajaran
Materi terprogram bisa dikemas dalam
bentuk tercetak dan bisa dalam bentuk non-tercetak seperti dalam bentuk vidio.
b.
Materi pelajaran melalui modul
Modul
adalah satu kesatuan program yang lengkap, sehingga dapat dipelajari oleh siswa
secara individual. Materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk modul memungkinkan
siswa dapat belajar lebih cepat atau lebih lambat sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.
Dalam
modul ini minimal berisi tentang:
1)
Tujuan yang harus dicapai
2)
Petunjuk penggunaan
3)
Kegiatan belajar
4)
Rangkuman materi
5)
Tugas dan latihan
6)
Sumber bacaan
7)
Item-item tes
8)
Kriteria keberhasilan
9)
Kunci jawaban
c.
Materi pelajaran kompilasi
Kompilasi
adalah bahan belajar yang disusun dengan mengambil bagian-bagian yang dianggap
perlu dari berbagai sumber belajar dan menggabungkannya menjadi satu kesatuan
yang menjadi bahan kompilasi biasanya berasal dari buku-buku teks yang dianggap
langka sehingga sulit didapatkan oleh para siswa.
Agar
penyusunannya sistematis, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara
lain:
1)
Tentukan tujuan yang harus dicapai oleh
pengemasan materi pelajaran melalui sistem kompilasi
2)
Kemukakan secara ringkas tentang
bahan-bahan yang dikompilasikan
3)
Jelaskan petunjuk dalam mempelajari
bahan kompilasi
4)
Buatlah alat tes untuk mengukur
keberhasilan siswa dalam mempelajari kompilasi
5)
Antara satu bahan yang diambil dari satu
sumber dan sumber lainnya diberi penyekat
D.
MERUMUSKAN
MATERI PEMBELAJARAN
Dalam
menetapkan materi pembelajaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai
berikut:
1. Adanya
kesesuaian dengan pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
2. Adanya
kesesuaian dengan tingkat pendidikan/perkembangan siswa pada umumnya
3. Adaya
pengorganisasian materi secara sistematik dan berkesinambungan
4. Adanya
cakupan hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.
Langkah-langkah
merumuskan materi pembelajaran adalah:
1. Menentukan
KD yang akan dikembangkan menjadi materi pokok
2. Memahami
substansi rumusan KD, apakah pernyataan KD tersebut berupa fakta , konsep,
prinsip, dan prosedur,.
3. Setelah
memahami substansi KD yang mengarah kepada fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur, maka langkah berikutnya adalah merumuskan materin pokok pembelajaran.
4. Uraian
materi pokok pembelajaran harus di sususn secara sistematis, agar memudahkan
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Contoh
teknik perumusan materi pembelajaran
Kompetensi
Dasar
|
Materi
pokok
|
Menguraikan
Berwudhu
|
1. Dalil
naqli tentang wudhu
2. Niat
wudhu
3. Tata
cara wudhu
4. Kriteria
air yang digunakan untuk berwudhu
5. Hikmah
wudhu
|
Pada
tabel diatas, dapat diperhatikan tentang pengembangan KD menjadi materi pokok. Berdasarkan
rumusan KD tersebut dapat dikembangkan kedalam berbagai macam bentuk materi
pokok. Namun demikian.,tingkat kedalaman dn keluasan materi harus disesuaikan
dengan tingkat kebutuhan dan kompetensi siswa.
Daftar
pustaka
Sanjaya,
Wina. (2008). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Bandung: Kencana
Prenada media group.
Anwar,
Kasful dan Hendra Harmi. (2011). Perencanaan sistem pembelajaran kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP). Bandung: Alfabeta, cv.
Casino - Gold Coast
BalasHapusCasino - Gold Coast. 토토꽁머니 30000 sqft. casino with 2,000 제목학원 slots, 메이저사이트 추천 50 table games, pcie슬롯 a full bar, a dining lounge and the entertainment center. 3,750 해외배당 slot machines.